KARAWANG - Saat ini, Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kabupaten Karawang hanya memiliki 22 unit mesin pencuci darah, untuk melayani pasien yang jumlahnya hingga ratusan orang per hari, jumlah itu akan terus ditambah hingga 75 unit di tahun mendatang.
Kepala RSUD Karawang, dr. Asep Hidayat Lukman menjelaskan, pengadaan hingga 75 unit tersebut berawal dari mendesaknya kebutuhan mesin cuci darah di RSUD saat ini. Sebab, sejauh ini hanya ada 22 unit mesin cuci darah yang digunakan dalam tiga shift.
"Sementara yang antri setiap harinya berjumlah ratusan orang, hitung saja 22 unit kali tiga shift yakni 66 orang," kata dia, saat ditemui wartawan di ruang kerjanya, Selasa (10/1/2017) siang.
Jika dihitung, sambung Asep, sekitar 45 orang tidak terakomodir dengan baik oleh alat tersebut setiap harinya, sehingga mereka memilih ke rumah sakit lain, padahal layanan di RSUD Karawang ini merupakan full BPJS.
Ia menuturkan satu unit mesin pencuci darah tersebut seharga Rp 600 juta dan yang dibutuhkan oleh RSUD minimal adalah 50 unit.
"Sehingga hal ini membutuhkan biaya sekitar Rp 30 miliar, tetapi kita tidak sanggup untuk membelinya," ujarnya.
Melihat peluang diluncurkannya Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 38 Tahun 2015 tentang KPBU, kemudian pihak RSUD mencoba menggandeng investor swasta dari Jakarta yakni PT Tirta Medika Jaya untuk membeli alat tersebut, dengan catatan kerjasama bagi hasil keuntungan dengan RSUD.
"Mereka sudah mau untuk bekerjasama dengan kita. Sementara itu kita akan mengadakan gedung khususnya melalui anggaran RSUD sebesar Rp 4 miliar," ujarnya.
Dia berharap, pengadaan tambahan alat cuci darah ini dapat terlaksana, melihat pentingnya alat tersebut di rumah sakit yang menjadi regional wilayah 4 Jawa Barat.
Kata dia, jika mengacu pada PP 38 Tahun 2015, sebenarnya RSUD tidak perlu rekomendasi dari DPRD untuk bisa melaksanakan kerjasama itu, tetapi karena RSUD mengikuti saran Tim Koordinasi Kerja Sama Daerah (TKKSD), maka rumah sakit menunggu rekomendasi dari anggota DPRD.
Tak hanya peralatan medis yang dilengkapi rumah sakit ini, kata Asep, RSUD Karawang akan membangun ruang rawat inap yang lebih modern, yaitu dengan membangun gedung baru. Sehingga RSUD menjadi rumah sakit rujukan regional di Jawa Barat, setelah RS Hasan Sadikin Bandung.
"RSUD pengganti RS Hasan Sadikin, artinya kita sudah menyiapkan diri, hingga tahun 2019 kita targetkan memiliki
700-1.000 tempat tidur, sekarang yang kita punya hanya 488 tempat tidur," jelasnya. (spn)