KARAWANG- Jelang Pemilihan Kepala Daerah ( Pilkada)
Kabupaten Karawang tahun ini semakin menarik. Dengan bermunculannya beberapa bakal calon dan deklarasi koalisi Poros Juang yang
didalamnya terdiri PDIP 6 kursi, PBB 2 Kursi Hanura, PAN, dan PPP masing-masing
1 kursi.
Seperti yang disampaikan Beno Ketua Dewan Pimpinan
Kabupaten (DPK) SAKTI Kabupaten Karawang menurutnya, pilkada di Karawang berpotensi
terbentuknya 3 poros koalisi. Pasalnya, Selain poros juang, belum ada gabungan
partai politik yang secara resmi deklarasi berkoalisi.
“ Saya berprediksi di Karawang bakal terbentuk 3 koalisi
atau akan terjadi 3 pasang calon yang diusung oleh koalisi partai. Meski masih ada partai-partai lain
yang masih belum menyatakan berkoalisi,” ujar Beno mantan pengurus
Komite Independen Pemantau Pemilu (KIPP) Kabupaten Karawang.Selasa (4/2/2020).
Dengan demikian tambah Beno, masih ada enam partai politik
yang memiliki kursi di DPRD, seperti Demokrat 9 kursi, Nasdem 2 kursi, Golkar 7
kursi, Gerindra 8 kursi, PKB 7 kursi dan PKS 6 kursi belum menentukan arah
koalisi yang jelas.
"Perkembangan politik Pilkada Karawang ini masih sangat dinamis. Artinya, masih
banyak kemungkinan-kemungkinan yang bisa terjadi, bisa ada dua atau tiga poros
koalisi, tergantung hasil lobi-lobi politik yang dilakukan elite partai ditingakat pusat," terang Beno.
Ke enam partai kata Beno yang masih belum menentukan arah
koalisi, Partai Demokrat, NasDem, Golkar dan PKS berpeluang besar membentuk
poros koalisi pengusung calon petahana dr. Cellica Nurachadiana. Namun itu
semua bisa ambyar, apabila Golkar dan PKS tidak menemukan titik temu tarkait
posisi calon wakil bupati. Karena kedua partai tersebut sama-sama menginginkan
kader terbaiknya menjadi pendamping Cellica.
Untuk dua partai lainya, Gerindra dan PKB, ia berpendapat
akan lebih alot dalam pembahasan koalisi sebab kedua partai tersebut sama-sama
mencalonkan kader terbaiknya sebagai calon bupati. Rasanya sulit bagi Gerindra
yang memiliki kursi di DPRD lebih banyak harus legowo jika kader
terbaiknya diposisikan sebagai calon wakil bupati.
“Di sisi lain, peluang untuk merealisasikan kader terbaiknya
untuk tetap maju sebagai calon bupati sangat terbuka jika merapat ke poros juang
yang belum memiliki figur untuk di usung,” pungkasnya. (Ben/Red)