Mohammad Indro Cahyono. Foto net. |
JAKARTA - Seorang ahli virus atau virologist yang sudah 20 tahun mengamati beragam virus di dunia, Mohammad Indro Cahyono mengungkapkan, jika ada yang mengalami gejala flu baiknya di rumah saja, supaya tidak menularkan ke orang lain. Nanti juga, sekitar 7-14 hari akan sembuh sendiri dengan antibodi tubuh manusia, setelah sembuh baru bisa keluar.
Jika keluar rumah lagi, sambung Mohammad Indro Cahyono, dia masih bisa terkena itu virus lagi, maka dia akan mengalami sakit lagi selama 7 hari. Kemudian, setelah sembuh dan dia beraktifitas di luar rumah, dia tetap akan mudah kena virus yang sama, tapi antibodi akan langsung keluar menangkal virus dalam sehari itu saja dan virus itu akan hilang.
"Karena kita udah pernah kena, sama seperti vaksin cacar, tidak tiap bulan divaksin kan? Sekali seumur hidup saja. Tujuan vaksinasi kan untuk mengenali virus, pas sewaktu-waktu ada, langsung ngeluarin antibodi. Cara paling tepat untuk ngeluarin antibodi ya makan vitamin E," ucapnya, baru-baru ini.
Kata dia, banyaknya korban meninggal akibat COVID-19 ini, diantaranya mereka yang sudah usia lanjut, biasanya sudah punya penyakit bawaan. Dia menyebutkan, di Wuhan Negara Cina, sekarang sudah sembuh semua, mereka rajin pakai vitamin E, sebab belum belum ada vaksin atau obat COVID-19.
Dia memperkirakan, populasi Indonesia yang padat, virus Corona masuk ke negara ini sekitar Februari 2020, tapi tidak terdeteksi, yang terdeteksi baru warga Depok pada Maret 2020, pasiennya hingga 3 orang dan sekarang dinyatakan sembuh.
"Coba ingat-ingat lagi, apakah di bulan Februari kita pernah demam? Tanya saja ke teman-teman, ada yang kena flu biasa, biasa ada yang agak parah, tapi kan sembuh sendiri, lima hari. Dugaan saya, ya itu COVID," terangnya.
Dia menerangkan, virus Corona akan hancur jika ditangkal pakai sabun, seperti sabun pencuci piring Sunlight, deterjen baju, juga cairan pengepel lantai, virus akan hancur.
Dijelaskannya, virus Corona ini jumlah spesifikasinya banyak, sudah ada sekitar 200 tahun sebelum Masehi. Virus ini ada yang menjangkit kepada kelelawar saja dan ada khusus menjangkit manusia saja, anjing juga ada.
"Virus ini bentuknya bulat, ujungnya beda-beda, duri-durinya itu yang berbeda. Ada yang buat manusia, ya buat manusia doang. Ada yang buat kelelawar ya, kelelawar doang," jelasnya.
Meski sama-sama virus, yang menjangkit kelelawar tidak akan nempel ke manusia, makan kelelawar. Jadi, virus ini murni dari manusia yang menjangkitkan ke manusia lainnya.
"Murni dari manusia, WHO saja bilang itu murni dari manusia," ucapnya.
Penyebaran virus ini memang dari Wuhan dengan penyebaran yang sangat banyak. Banyak juga spekulasi terkait penyebaran virus ini, bisa saja virus ini dibuat supaya bisa menyebar cepat dan menempel ke manusia.
"Ya kita gak ngerti, spekulasinya banyak. Cuma kalau saya ditanya sebagai orang yang sudah lama maen sama virus, apakah itu bisa dibikin supaya bisa nyebar cepat dan bisa nempel ke manusia, ya, saya bilang bisa dibikin," ungkapnya.
Dia menyarankan, dengan penyebaran virus ini pemerintah tak perlu melakukan 'lock down'. Kalau harus 'lock down' maka harus tahu sumbernya, tidak melakukan 'lock down' tanpa tahu pasti titik wilayah sumber penyebaran virus itu.
"Mana yang mau di-'lock down', di Jakarta ada, di Surabaya ada, di Banjarmasin ada, Solo ada. Mau 'lock down' mananya?" tanya dia.
Beda halnya dengan Wuhan, sistem deteksinya bagus dibanding Indonesia, Negara Cina itu melakukan 'lock down' di wilayah sumber virus itu datang pertama kali. Sehingga, akan percuma jika melakukan 'lock down' tetapi tidak pada sumber virus berasal.
Ahli virus ini mengingatkan, masyarakat tak usah panik, sebab jika panik malah tidak bisa berbuat apa-apa. Cukup jaga kesehatan dan banyak minum vitamin E. Mohammad Indro Cahyono memprediksi, wabah COVID-19 ini akan cepat berlalu, dua minggu kedepan juga kurvanya akan turun.
"Semoga semua ini cepat berlalu dan kita bisa menjalankan ibadah puasa dengan tenang dan nyaman," kata dia. (rls/spn)
Jika keluar rumah lagi, sambung Mohammad Indro Cahyono, dia masih bisa terkena itu virus lagi, maka dia akan mengalami sakit lagi selama 7 hari. Kemudian, setelah sembuh dan dia beraktifitas di luar rumah, dia tetap akan mudah kena virus yang sama, tapi antibodi akan langsung keluar menangkal virus dalam sehari itu saja dan virus itu akan hilang.
"Karena kita udah pernah kena, sama seperti vaksin cacar, tidak tiap bulan divaksin kan? Sekali seumur hidup saja. Tujuan vaksinasi kan untuk mengenali virus, pas sewaktu-waktu ada, langsung ngeluarin antibodi. Cara paling tepat untuk ngeluarin antibodi ya makan vitamin E," ucapnya, baru-baru ini.
Kata dia, banyaknya korban meninggal akibat COVID-19 ini, diantaranya mereka yang sudah usia lanjut, biasanya sudah punya penyakit bawaan. Dia menyebutkan, di Wuhan Negara Cina, sekarang sudah sembuh semua, mereka rajin pakai vitamin E, sebab belum belum ada vaksin atau obat COVID-19.
Dia memperkirakan, populasi Indonesia yang padat, virus Corona masuk ke negara ini sekitar Februari 2020, tapi tidak terdeteksi, yang terdeteksi baru warga Depok pada Maret 2020, pasiennya hingga 3 orang dan sekarang dinyatakan sembuh.
"Coba ingat-ingat lagi, apakah di bulan Februari kita pernah demam? Tanya saja ke teman-teman, ada yang kena flu biasa, biasa ada yang agak parah, tapi kan sembuh sendiri, lima hari. Dugaan saya, ya itu COVID," terangnya.
Dia menerangkan, virus Corona akan hancur jika ditangkal pakai sabun, seperti sabun pencuci piring Sunlight, deterjen baju, juga cairan pengepel lantai, virus akan hancur.
Dijelaskannya, virus Corona ini jumlah spesifikasinya banyak, sudah ada sekitar 200 tahun sebelum Masehi. Virus ini ada yang menjangkit kepada kelelawar saja dan ada khusus menjangkit manusia saja, anjing juga ada.
"Virus ini bentuknya bulat, ujungnya beda-beda, duri-durinya itu yang berbeda. Ada yang buat manusia, ya buat manusia doang. Ada yang buat kelelawar ya, kelelawar doang," jelasnya.
Meski sama-sama virus, yang menjangkit kelelawar tidak akan nempel ke manusia, makan kelelawar. Jadi, virus ini murni dari manusia yang menjangkitkan ke manusia lainnya.
"Murni dari manusia, WHO saja bilang itu murni dari manusia," ucapnya.
Penyebaran virus ini memang dari Wuhan dengan penyebaran yang sangat banyak. Banyak juga spekulasi terkait penyebaran virus ini, bisa saja virus ini dibuat supaya bisa menyebar cepat dan menempel ke manusia.
"Ya kita gak ngerti, spekulasinya banyak. Cuma kalau saya ditanya sebagai orang yang sudah lama maen sama virus, apakah itu bisa dibikin supaya bisa nyebar cepat dan bisa nempel ke manusia, ya, saya bilang bisa dibikin," ungkapnya.
Dia menyarankan, dengan penyebaran virus ini pemerintah tak perlu melakukan 'lock down'. Kalau harus 'lock down' maka harus tahu sumbernya, tidak melakukan 'lock down' tanpa tahu pasti titik wilayah sumber penyebaran virus itu.
"Mana yang mau di-'lock down', di Jakarta ada, di Surabaya ada, di Banjarmasin ada, Solo ada. Mau 'lock down' mananya?" tanya dia.
Beda halnya dengan Wuhan, sistem deteksinya bagus dibanding Indonesia, Negara Cina itu melakukan 'lock down' di wilayah sumber virus itu datang pertama kali. Sehingga, akan percuma jika melakukan 'lock down' tetapi tidak pada sumber virus berasal.
Ahli virus ini mengingatkan, masyarakat tak usah panik, sebab jika panik malah tidak bisa berbuat apa-apa. Cukup jaga kesehatan dan banyak minum vitamin E. Mohammad Indro Cahyono memprediksi, wabah COVID-19 ini akan cepat berlalu, dua minggu kedepan juga kurvanya akan turun.
"Semoga semua ini cepat berlalu dan kita bisa menjalankan ibadah puasa dengan tenang dan nyaman," kata dia. (rls/spn)