KOTA BANDUNG - Puluhan remaja di Kota Bandung meminta pemerintah tidak berlebihan dalam menangani COVID-19, sebab hal itu justru membuat masyarakat panik.
Hal itu diungkapkan sekitar 70 massa dalam aksi damai di Perpustakaan Jalanan (Perjal) Kota Bandung, bersama organisasi Himpunan Cendikia Muda Indonesia (HICMI), di Lapangan Babakan Garut Laswi, Kota Bandung, Sabtu (21/3/2020) lalu.
"Kami menuntut kepada pemerintah agar tidak membuat masyarakat panik dan menghentikan 'lock down', sama seperti saat kita menghadapai virus SARS, flu burung dan flu babi," kata Algi, salah satu anggota Perjal.
Kendati begitu, dia selalu berharap wabah Virus Corona segera hilang dan kondisi negara bisa kembali normal.
"Waspada boleh tetapi jangan panik," ucapnya.
Pada kesempatan ini, dia juga tetap mengingatkan agar masyarakat tidak lupa dengan tuntutannya, menolak RUU Omnibuslaw.
"Semoga negeri ini segera pulih kembali dan kita tetap menolak Omnibuslaw dengan berbagai cara," kata dia. (rls/spn)
Hal itu diungkapkan sekitar 70 massa dalam aksi damai di Perpustakaan Jalanan (Perjal) Kota Bandung, bersama organisasi Himpunan Cendikia Muda Indonesia (HICMI), di Lapangan Babakan Garut Laswi, Kota Bandung, Sabtu (21/3/2020) lalu.
"Kami menuntut kepada pemerintah agar tidak membuat masyarakat panik dan menghentikan 'lock down', sama seperti saat kita menghadapai virus SARS, flu burung dan flu babi," kata Algi, salah satu anggota Perjal.
Kendati begitu, dia selalu berharap wabah Virus Corona segera hilang dan kondisi negara bisa kembali normal.
"Waspada boleh tetapi jangan panik," ucapnya.
Pada kesempatan ini, dia juga tetap mengingatkan agar masyarakat tidak lupa dengan tuntutannya, menolak RUU Omnibuslaw.
"Semoga negeri ini segera pulih kembali dan kita tetap menolak Omnibuslaw dengan berbagai cara," kata dia. (rls/spn)