Oleh: Fiki Priyatna
NAMAKU Fiki Priyatna, anak kampung yang berasal dari Desa Darma Kec Darma Kabupaten Kuningan. Bercerita akan kecintaan terhadap sepakbola Indonesia.
Kita mundur ke beberapa tahun lalu atau mungkin masa masa kuliah ku dulu tepatnya saat aku di Bandung. Waktu itu seiring dengan berita yang ku baca di koran dimulai rasa kagum dengan berita di halaman sepak bola Indonesia yang saat itu ku baca adalh Supporter PSS Sleman.
Karena itulah ku mulai tertarik baca koran dan menyimak seputar PSS Sleman dimulai dari baca artikel ringan d website, video Supporter di YouTube, Twitter akun PSS dsb. Sungguh2 terjadi sampai saat itu ku berangkat dari Bandung menuju Semarang menyusul sadara ku, Dedit Andrianto yang sedang kuliah disana, seketika ku diajak ke Yogyakarta saat itu dengan mengendarai motor hanya untuk menonton PSS Sleman vs Persibangga Purbalingga.
Dari sinilah aku mengenal sepak bola, terlebih tentang PSS Sleman, nah, dari pngalaman inilah aku lebih tahu tentang sepakbola, PSS Sleman, dimulai dari gambar formasinya, terus dari gambar itu aku bisa tahu nama2 pemainnya, kemudian baca komentar yang ditulis di artikel tersebut. Memang sepertinya terbalik, ku lebih dahulu mengenal klub luar negeri daripada klub lokal.
Waktu terus berjalan, sampai kemudian gaung nama PSS Sleman itu mulai terdengar ku lagi, tepatnya ketika prestasinya semakin baik. Keingintahuanku semakin mnjadi, koran saja tidak cukup, aku beralih ke menonton atmosfer isi stadion lewat YouTube, terlebih tentang PSS dengan Brigata Curva Sud'nya.
Saat PSS bertanding saat itu melawan Persibangga Purbalingga ku ikut menikmati jalannya pertandingan secara langsung di Stadion Maguwoharjo Sleman, ku menonton dengan sembari merasakan atmosfer jalannya pertandingan yang sangat luar biasa, seisi stadion riuh bergemuruh dg coreo yang sangat kreatif terlebih mereka sebgai Supporter yang sangat attitude sekali tak ada kata racism yang terdengar di telingaku satu pun.
PSS saat itu sedang booming, dengan BCS'nya sampai obrolan ku dengan saudaraku saat itu ramai membicarakan PSS. Anang Hadi menjadi pemain yang banyak diidolakan saat itu. Hingga sampai suatu saat dimana salah satu saudaraku, Rizal Monieaga ku mengajak untuk menonton pertandingannya waktu itu, Saat PSS bermain away di Stadion Mashud Wisnusaputra Kuningan melawan Persires sehingga lumayan dekat dengan rumahku.
Kita berdua menuju ke Stadion Mashud Wisnusaputra Kuningan dengan naik angkutan umum atau biasa dikenal "angkot", Walaupun sudah diwanti-wanti orang rumah tentang bahaya apa saja yang muncul kalau menonton sepak bola secara langsung, tetapi dasar anak-anak, rasa penasaran ingin menonton mengalahkan segalanya. PSS vs Persibangga Purbalingga, itulah debutku menonton sepak bola di Stadion Maguwoharjo Sleman.
Sampai saat itupun PSS bertandang ke Kuningan dalam laga Divisi Utama IPL Dan ini juga awal aku datang ke tempat seramai ini tanpa dampingan orang tua. Ku datang karena aku ingin menonton, itu saja.
Sampai di komplek Stadion Maguwoharjo Sleman pun saat di Kuningan aku terkejut dengan situasinya, dimana mana banyak suporter Hijau warna kebesaran PSS Sleman. Ini kandang PSS apa lawan, ku sempat bingung dan takut, kemanapun kita aku slelau berdua entah saat di Sleman ataupun di Kuningan saat itu hanya berdua dan aku mengajak saudaraku masih kecil.
Setelah beli tiket dan bisa masuk stadion, wah betapa ramainya. Ku sangat takjub dengan pemandangan ini. Penonton penuh sesak memadati stadion sampai meluber ke pinggir lapangan. Kedua suporter dengan khas berisiknya masing masing mendukung klub idolanya.
Sampai beberapa lama, terdengar suara dari pengeras suara, ku tidak tahu ngomong apa tapi intinya pertandingan tidak bisa dilangsungkan lagi. Entah karena alasan apa aku lupa, mungkin karena penonton yang membludak ya. Ngeri juga sih melihat lautan suporter ini, di satu sisi muncul ketakutan akan ada tawuran saat itu.
Benar saja setelah, ada pengumuman tadi, kedua kubu suporter yang membludak di pinggir lapangan merengsek masuk ke lapangan. Duh, pikiranku saat itu sangat takut. Tapi ternyata, kedua kubu suporter itu di dalam lapangan malah berpelukan. Dan apa yang aku khawatirkan tidak terjadi.Tapi itu bukan akhir, itu hanya sebuah awal cerita aku dengan PSS Sleman.
Berikutnya aku berusaha mengikuti perjalanan PSS baik lewat media koran, radio, YouTube dan kadang menonton baik langsung atau kalau disiarkan Elja TV, bisa lewat TV. Tapi menurutku datang langsung mendukung kestadion lebih menarik daripada menonton di TV.
Di stadionlah ku awal bertemu orang banyak dengan berbagai macam sifat dan latar belakang yang berbeda, di stadionlah aku bisa berekspresidan bernyanyi (jujur, aku paling malu bernyanyi di depan orang lain, tapi di stadion aku bisa lepas bernyanyi), dan di stadionlah aku yang kuper dan cupu ini merasa bebas karena aku merasa semua orang yang datang ke stadion ini sama.
Datang untuk menonton dan mendukung PSS. Luar Biasa ! Tapi walaupun begitu, ku gak bisa sering menonton di stadion karena memang dengan usia yang semakin kesni di sibukkan dengan aktifitas kerja yang kebetulan sekali di daerah Karawang sekarang tinggal ini.
Apabila ku tidak bisa menonton, YouTube obat pelipur laraku, Elja TV, stay Twitter akun PSS dsb .Dari Stadion Maguwoharjo Sleman, Stadion Mashud Wisnusaputra Kuningan sampai akhirnya Stadion Singaperbangsa Karawang pada tanggal 12 Nopember 2016 saat itu PSS Sleman melawan Persita Tangerang kan ku tunggu hai idola ku, klub favorit ku PSS Sleman di Kota Pangkal Perjuangan.
Dari Waluyo, Kristian Adelmund, Anda Ali, Juan Revi, Slamet Nurcahyo, Monieaga, sampai Anang Hadi smpai era sekarang Dirga Lasut, Novriansyah, dan Busari. Dari era suporter Slemania, sampai kemudian lahir adik kandungnya yaitu BCS.
Ku berusaha mengikutinya, walaupun pasang surut prestasi dan aku tidak bisa selalu datang ke stadion. Mungkin tidak semilitan dan se-setia teman-teman suporter lain. Tapi, ku tidak bisa memungkiri aku menyukai tim ini.
Dan disaat itu waktu tanggal 12 November 2016 ku datang lagi ke Stadion Singaperbangsa Karawang untuk melihat tim kesayanganku bertanding, ku rindu euforia pertandingan di dalam stadion. Ini adalah pertandingan away PSS di laga Torabika Super Championship atau yg lebih dikenal dg ISC Seri B antara PSS Sleman vs Persita Tangerang.
Seperti biasa stadion ini penuh sesak dengan penonton yg hadir, seperti biasa chant chant super berisik yang bersahutan di Tribun Utara dan Selatan layaknya di Stadion Maguwoharjo Sleman, menggema mendukung PSS Sleman, seperti biasa penjual tahu, kacang dan air mineral masih berjualan di dalam stadion, seperti biasa coreo menarik selalu disuguhkan, seperti biasa kami disini datang untuk mendukung PSS Sleman..
Sampai Kau Bisa !!!
NAMAKU Fiki Priyatna, anak kampung yang berasal dari Desa Darma Kec Darma Kabupaten Kuningan. Bercerita akan kecintaan terhadap sepakbola Indonesia.
Kita mundur ke beberapa tahun lalu atau mungkin masa masa kuliah ku dulu tepatnya saat aku di Bandung. Waktu itu seiring dengan berita yang ku baca di koran dimulai rasa kagum dengan berita di halaman sepak bola Indonesia yang saat itu ku baca adalh Supporter PSS Sleman.
Karena itulah ku mulai tertarik baca koran dan menyimak seputar PSS Sleman dimulai dari baca artikel ringan d website, video Supporter di YouTube, Twitter akun PSS dsb. Sungguh2 terjadi sampai saat itu ku berangkat dari Bandung menuju Semarang menyusul sadara ku, Dedit Andrianto yang sedang kuliah disana, seketika ku diajak ke Yogyakarta saat itu dengan mengendarai motor hanya untuk menonton PSS Sleman vs Persibangga Purbalingga.
Dari sinilah aku mengenal sepak bola, terlebih tentang PSS Sleman, nah, dari pngalaman inilah aku lebih tahu tentang sepakbola, PSS Sleman, dimulai dari gambar formasinya, terus dari gambar itu aku bisa tahu nama2 pemainnya, kemudian baca komentar yang ditulis di artikel tersebut. Memang sepertinya terbalik, ku lebih dahulu mengenal klub luar negeri daripada klub lokal.
Waktu terus berjalan, sampai kemudian gaung nama PSS Sleman itu mulai terdengar ku lagi, tepatnya ketika prestasinya semakin baik. Keingintahuanku semakin mnjadi, koran saja tidak cukup, aku beralih ke menonton atmosfer isi stadion lewat YouTube, terlebih tentang PSS dengan Brigata Curva Sud'nya.
Saat PSS bertanding saat itu melawan Persibangga Purbalingga ku ikut menikmati jalannya pertandingan secara langsung di Stadion Maguwoharjo Sleman, ku menonton dengan sembari merasakan atmosfer jalannya pertandingan yang sangat luar biasa, seisi stadion riuh bergemuruh dg coreo yang sangat kreatif terlebih mereka sebgai Supporter yang sangat attitude sekali tak ada kata racism yang terdengar di telingaku satu pun.
PSS saat itu sedang booming, dengan BCS'nya sampai obrolan ku dengan saudaraku saat itu ramai membicarakan PSS. Anang Hadi menjadi pemain yang banyak diidolakan saat itu. Hingga sampai suatu saat dimana salah satu saudaraku, Rizal Monieaga ku mengajak untuk menonton pertandingannya waktu itu, Saat PSS bermain away di Stadion Mashud Wisnusaputra Kuningan melawan Persires sehingga lumayan dekat dengan rumahku.
Kita berdua menuju ke Stadion Mashud Wisnusaputra Kuningan dengan naik angkutan umum atau biasa dikenal "angkot", Walaupun sudah diwanti-wanti orang rumah tentang bahaya apa saja yang muncul kalau menonton sepak bola secara langsung, tetapi dasar anak-anak, rasa penasaran ingin menonton mengalahkan segalanya. PSS vs Persibangga Purbalingga, itulah debutku menonton sepak bola di Stadion Maguwoharjo Sleman.
Sampai saat itupun PSS bertandang ke Kuningan dalam laga Divisi Utama IPL Dan ini juga awal aku datang ke tempat seramai ini tanpa dampingan orang tua. Ku datang karena aku ingin menonton, itu saja.
Sampai di komplek Stadion Maguwoharjo Sleman pun saat di Kuningan aku terkejut dengan situasinya, dimana mana banyak suporter Hijau warna kebesaran PSS Sleman. Ini kandang PSS apa lawan, ku sempat bingung dan takut, kemanapun kita aku slelau berdua entah saat di Sleman ataupun di Kuningan saat itu hanya berdua dan aku mengajak saudaraku masih kecil.
Setelah beli tiket dan bisa masuk stadion, wah betapa ramainya. Ku sangat takjub dengan pemandangan ini. Penonton penuh sesak memadati stadion sampai meluber ke pinggir lapangan. Kedua suporter dengan khas berisiknya masing masing mendukung klub idolanya.
Sampai beberapa lama, terdengar suara dari pengeras suara, ku tidak tahu ngomong apa tapi intinya pertandingan tidak bisa dilangsungkan lagi. Entah karena alasan apa aku lupa, mungkin karena penonton yang membludak ya. Ngeri juga sih melihat lautan suporter ini, di satu sisi muncul ketakutan akan ada tawuran saat itu.
Benar saja setelah, ada pengumuman tadi, kedua kubu suporter yang membludak di pinggir lapangan merengsek masuk ke lapangan. Duh, pikiranku saat itu sangat takut. Tapi ternyata, kedua kubu suporter itu di dalam lapangan malah berpelukan. Dan apa yang aku khawatirkan tidak terjadi.Tapi itu bukan akhir, itu hanya sebuah awal cerita aku dengan PSS Sleman.
Berikutnya aku berusaha mengikuti perjalanan PSS baik lewat media koran, radio, YouTube dan kadang menonton baik langsung atau kalau disiarkan Elja TV, bisa lewat TV. Tapi menurutku datang langsung mendukung kestadion lebih menarik daripada menonton di TV.
Di stadionlah ku awal bertemu orang banyak dengan berbagai macam sifat dan latar belakang yang berbeda, di stadionlah aku bisa berekspresidan bernyanyi (jujur, aku paling malu bernyanyi di depan orang lain, tapi di stadion aku bisa lepas bernyanyi), dan di stadionlah aku yang kuper dan cupu ini merasa bebas karena aku merasa semua orang yang datang ke stadion ini sama.
Datang untuk menonton dan mendukung PSS. Luar Biasa ! Tapi walaupun begitu, ku gak bisa sering menonton di stadion karena memang dengan usia yang semakin kesni di sibukkan dengan aktifitas kerja yang kebetulan sekali di daerah Karawang sekarang tinggal ini.
Apabila ku tidak bisa menonton, YouTube obat pelipur laraku, Elja TV, stay Twitter akun PSS dsb .Dari Stadion Maguwoharjo Sleman, Stadion Mashud Wisnusaputra Kuningan sampai akhirnya Stadion Singaperbangsa Karawang pada tanggal 12 Nopember 2016 saat itu PSS Sleman melawan Persita Tangerang kan ku tunggu hai idola ku, klub favorit ku PSS Sleman di Kota Pangkal Perjuangan.
Dari Waluyo, Kristian Adelmund, Anda Ali, Juan Revi, Slamet Nurcahyo, Monieaga, sampai Anang Hadi smpai era sekarang Dirga Lasut, Novriansyah, dan Busari. Dari era suporter Slemania, sampai kemudian lahir adik kandungnya yaitu BCS.
Ku berusaha mengikutinya, walaupun pasang surut prestasi dan aku tidak bisa selalu datang ke stadion. Mungkin tidak semilitan dan se-setia teman-teman suporter lain. Tapi, ku tidak bisa memungkiri aku menyukai tim ini.
Dan disaat itu waktu tanggal 12 November 2016 ku datang lagi ke Stadion Singaperbangsa Karawang untuk melihat tim kesayanganku bertanding, ku rindu euforia pertandingan di dalam stadion. Ini adalah pertandingan away PSS di laga Torabika Super Championship atau yg lebih dikenal dg ISC Seri B antara PSS Sleman vs Persita Tangerang.
Seperti biasa stadion ini penuh sesak dengan penonton yg hadir, seperti biasa chant chant super berisik yang bersahutan di Tribun Utara dan Selatan layaknya di Stadion Maguwoharjo Sleman, menggema mendukung PSS Sleman, seperti biasa penjual tahu, kacang dan air mineral masih berjualan di dalam stadion, seperti biasa coreo menarik selalu disuguhkan, seperti biasa kami disini datang untuk mendukung PSS Sleman..
Sampai Kau Bisa !!!