KARAWANG, Progresif.id - Anak perusahaan Pertamina Hulu Energi (PHE), Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java (PHE ONWJ) melakukan sosialisasi pemulihan lahan dan ekosistem terkontaminasi YYA -1 di Karawang, Jawa Barat. (27/8/2020).
VP Relations PHE, Ifki Sukarya menyampaikan kegiatan ini sebagai bentuk komitmen PHE ONWJ terhadap lingkungan pasca kejadian tumpahan minyak sumur YYA-1 dengan tujuan memulihkan lingkungan yang terkontaminasi akibat YYA1, sesuai dengan hasil dokumen rencana pemulihan fumgsi lingkungan hidup yang telah disetujui Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).
“Kegiatan sosialisasi kami lakukan dengan dua skema, skema pertama akan dilakukan dengan 'door to door'. Kedua, dilakukan sosialisasi besar hari ini dengan mengundang Muspida, Muspika, serta organisasi kemasyarakatan di Kabupaten Karawang," kata Ifki.
Dia menjelaskan, pekerjaan pemulihan lingkungan area terkontaminasi minyak yang meliputi batuan lahan, substrat mangrove dan ekosistem dengan menggunakan metode kerja yang disetujui. Selain itu, akan dilakukan pembersihan breakwave, coral, tanggul, karang dan penggantian sandbag.
"Kemudian penanaman mangrove termasuk pemeliharaannya di 8 titik, Karawang dan Bekasi," ucapnya.
Pekerjaan pemulihan di area Karawang akan dimulai akhir bulan Agustus 2020, meliputi Pantai Mutiara, Pantai Galangan Kapal, Pantai Jalasena, Tambak Garam Cemara, Muara Sungai Buntu, Pantai Cemara, Pantai Samudera Baru, Pantai Pelangi, Pemukiman Cemara 1 dan 2, Pisangan, Pantai Dobolan, Pantai Sedari, Pantai Karangsari, Pantai Singkih, Pantai Sarakan dan Pantai Bungin.
“Beberapa program telah kami laksanakan lebih dulu, di periode bulan Juni hingga bulan Agustus 2020 seperti pekerjaan 'house keeping' dan 'clean up' sudah berlangsung di 15 lokasi pantai, termasuk perbaikan rumah warga yang terkena banjir rob," jelasnya.
Selain melibatkan anak perusahaan Pertamina, yaitu Elnusa dan Pertamina Patra Niaga, PHE ONWJ juga melibatkan masyarakat di dalam project pemulihan lahan maupun ekosistem. Pelibatan warga sebagai pekerja lokal dan kerjasama dalam penanaman mangrove sesuai dengan metode dan tata cata yang telah ditentukan.
“Kami berharap agar seluruh pihak mendukung upaya ini, secara resmi dimulai akhir Agustus 2020, sehingga PHE ONWJ dengan bantuan seluruh pemangku kepentingan dapat mengembalikan kondisi lingkungan seperti semula," ungkap Ifki. [rls/spn]
VP Relations PHE, Ifki Sukarya menyampaikan kegiatan ini sebagai bentuk komitmen PHE ONWJ terhadap lingkungan pasca kejadian tumpahan minyak sumur YYA-1 dengan tujuan memulihkan lingkungan yang terkontaminasi akibat YYA1, sesuai dengan hasil dokumen rencana pemulihan fumgsi lingkungan hidup yang telah disetujui Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).
“Kegiatan sosialisasi kami lakukan dengan dua skema, skema pertama akan dilakukan dengan 'door to door'. Kedua, dilakukan sosialisasi besar hari ini dengan mengundang Muspida, Muspika, serta organisasi kemasyarakatan di Kabupaten Karawang," kata Ifki.
Dia menjelaskan, pekerjaan pemulihan lingkungan area terkontaminasi minyak yang meliputi batuan lahan, substrat mangrove dan ekosistem dengan menggunakan metode kerja yang disetujui. Selain itu, akan dilakukan pembersihan breakwave, coral, tanggul, karang dan penggantian sandbag.
"Kemudian penanaman mangrove termasuk pemeliharaannya di 8 titik, Karawang dan Bekasi," ucapnya.
Pekerjaan pemulihan di area Karawang akan dimulai akhir bulan Agustus 2020, meliputi Pantai Mutiara, Pantai Galangan Kapal, Pantai Jalasena, Tambak Garam Cemara, Muara Sungai Buntu, Pantai Cemara, Pantai Samudera Baru, Pantai Pelangi, Pemukiman Cemara 1 dan 2, Pisangan, Pantai Dobolan, Pantai Sedari, Pantai Karangsari, Pantai Singkih, Pantai Sarakan dan Pantai Bungin.
“Beberapa program telah kami laksanakan lebih dulu, di periode bulan Juni hingga bulan Agustus 2020 seperti pekerjaan 'house keeping' dan 'clean up' sudah berlangsung di 15 lokasi pantai, termasuk perbaikan rumah warga yang terkena banjir rob," jelasnya.
Selain melibatkan anak perusahaan Pertamina, yaitu Elnusa dan Pertamina Patra Niaga, PHE ONWJ juga melibatkan masyarakat di dalam project pemulihan lahan maupun ekosistem. Pelibatan warga sebagai pekerja lokal dan kerjasama dalam penanaman mangrove sesuai dengan metode dan tata cata yang telah ditentukan.
“Kami berharap agar seluruh pihak mendukung upaya ini, secara resmi dimulai akhir Agustus 2020, sehingga PHE ONWJ dengan bantuan seluruh pemangku kepentingan dapat mengembalikan kondisi lingkungan seperti semula," ungkap Ifki. [rls/spn]