PURWAKARTA, Progresif.id - Bupati Purwakarta, Jawa Barat, Anne Ratna Mustika pada Jumat (6/11/2020) memulai atau dalam bahasa Sunda yaitu 'mitembeyan' penanaman pohon secara kontinu hingga puncak Hari Tanam Pohon Sedunia 21 November, 'mitembeyan' tanam pohon ini dilaksanakan di Jalan Purnawarman, Purwakarta.
Penanaman pohon ini diikuti hampir seluruh Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) usai melaksanakan olahraga rutin setiap Jumat, kemudian pejabat Pemkab Purwakarta bersama-sama menanam pohon jenis lame.
"Kami hari ini memulai menanam pohon di Purnawarman, pohon yang kami tanam itu jenis lame yang telah berukuran 3 meter. Insya Allah akan terus dilakukan sampai nanti puncaknya 28 November mendatang," kata Ambu Anne.
Menurutnya, kini pohon lame sudah langka dan merupakan ciri khas pohon yang ada di Jawa Barat. Pohon ini sengaja dilestarikan, sebab pohon ini miliki estetika serta manfaat untuk industri kreatif dan kerajinan.
Diketahui, pohon lame atau pohon pulai 'botani alstonia scholaris' merupakan pohon jenis tanaman keras yang hidup di Pulau Jawa dan Sumatera. Dikenal juga dengan nama lokal pule, kayu gabus, lamo atau jelutung.
Kualitas kayunya tidak terlalu keras dan kurang disukai untuk bahan bangunan, karena kayunya mudah melengkung jika lembap, tetapi banyak digunakan untuk membuat perkakas rumah tangga dari kayu dan ukiran serta patung.
Pohon ini banyak digunakan untuk penghijauan, karena daunnya hijau mengkilap, rimbun dan melebar ke samping, sehingga memberikan kesejukan. Kulitnya digunakan untuk bahan baku obat, berkhasiat untuk mengobati penyakit radang tenggorokan dan lainnya.
Untuk lokasi penanaman pohon sampai 28 November nanti, Bupati Ambu Anne Ratna menyebutkan, pohon ini akan ditanam di lokasi yang berbeda-beda, termasuk penanaman di sepanjang aliran Sungai Ciherang, aliran Sungai Cilamaya hingga aliran Sungai Pondoksalam. [adv]