Foto: net |
PALESTINA, Progresif.id - Desas-desus beredar di media sosial, Israel mencoba untuk meracuni warga Palestina dengan vaksin Covid-19 yang kedaluwarsa, maka aktivis oposisi Palestina menyerukan penyelidikan independen terhadap kesepakatan bantuan vaksin yang telah diteken dan ditandatangani sebelumnya.
Seperti dikutip dari CNBC Indonesia, Pemerintah Palestina memutuskan mengembalikan sebanyak 1 juta vaksin Covid-19 yang diberikan Israel, akhir pekan kemarin. Hal ini dilakukan, karena vaksin yang diberikan dianggap telah kadaluarsa.
Menteri Kesehatan Palestina, Mai Salem al-Kaila, dikutip dari France 42, Senin (21/6/2021) mengatakan, Tel Aviv menyatakan vaksin itu kadaluarsa pada Juli dan Agustus 2021, tapi setelah dicek ternyata kadaluarsanya Juni 2021 sekarang.
"Kadaluarsanya ternyata Juni, tidak cukup waktu untuk menggunakannya, jadi kami menolaknya," kata Mai Salem al-Kaila.
Selama berbulan-bulan, organisasi hak asasi manusia (HAM) telah meminta Israel, sebagai kekuatan pendudukan, untuk memberikan intervensi medis yang akan mendukung kampanye vaksinasi yang tertinggal di wilayah Palestina.
"Kami dapat membeli vaksin sendiri dan kami tidak membutuhkan Israel," kata seorang pejabat Fatah, salah satu partai penguasa di Palestina.
Hingga saat ini, di Palestina tercatat 68 kasus baru dengan satu kematian, secara total ada 313.000 kasus infeksi Covid-19 dengan 3.551 kematian.
Israel mencatat 37 kasus corona harian baru dengan nol kematian, total kasus infeksi mencapai 839.000 dengan 6.428 kematian. [red]