Progresif.ID - Sebanyak 50 petani di Kecamatan Cilebar, Karawang, Jawa Barat mendapat bantuan pinjaman dana masing-masing Rp10 juta dari PT Pupuk Kujang melalui anggaran Corporate Social Responsibility (CSR) Pendanaan UKM Program Makmur.
Sekretris Perusahaan Pupuk Kujang, Ade Cahya Kurniawan menjelaskan, bantuan ini bersifat pinjaman dan harus dikembalikan, pengembaliannya setelah ada penjualan gabah ke Pupuk Indonesia Pangan melalui koperasi.
"Bantuan ini untuk membantu kesulitan petani membeli pupuk untuk pertanian, sehingga petani tidak terjerat pinjaman bank emok juga tengkulak," kata Ade, di sela penyerahan bantuan tersebut, Rabu (13/7/2022) siang di Kecamatan Cilebar.
Dia menjelaskan, bantuan ini akan terus dievaluasi, agar bisa terus berjalan dan pendanaan untuk petani bisa terus bergulir. Sementara, yang tandatangan saat ini diperuntukan bagi 50 petani yang menggarap 50 hektar di wilayah Kecamatan Cilebar dan Kecamatan Pedes.
Dia sangat berharap keberhasilan dari program ini, dia meminta petani menggunakan anggaran ini untuk keperluan kegiatan pertanian.
"Kita juga tidak akan lepas, ada pendampingan dari Agro Solution pada proses pengolahan tanah dan pupuk," ungkapnya.
Diakuinya, petani menghadapi berbagai tantangan itu, maka PT Pupupk Kujang hadirkan program dengan paket lengkap. Program pendanaan UMK sebagai bantuan modal, serta Program Makmur yang mengawal petani sejak sebelum tanam hingga pasca panen.
“Dengan hadirnya dua program ini, kami harapkan terjadi multiplier effect sehingga petani semakin sejahtera,” Ade menambahkan.
VP TJSL Pupuk Kujang, Agung Gustiawan menuturkan, saat ini perusahaannya menyalurkan dana senilai Rp 500 juta kepada 50 orang petani di Karawang Utara, program ini sejalan dengan Permen BUMN nomor 5 tahun 2021.
Para petani juga akan didampingi oleh para agronom Pupuk Kujang, diberi pupuk premium hingga menghasilkan panen maksimal. Setelah panen, gabah petani akan dibeli oleh PT Pupuk Indonesia Pangan dengan harga yang baik.
Program Makmur merupakan ekosistem yang dibentuk untuk membuat petani lebih sejahtera. Di musim panen penghujan kemarin, Program Makmur menyelamatkan petani di Kecamatan Pedes saat harga gabah anjlok.
Curah hujan yang tinggi sempat membuat harga gabah menurun. Di Desa Kampungsawah, Kecamatan Jayakerta, Karawang misalnya, sejumah petani mengalami kejadian kurang mengenakkan. Tengkulak menghargai hasil panen mereka dengan harga rendah, sekira Rp 3.500 hingga Rp 3.800 per kilogram gabah kering panen (GKP).
Namun, hal itu tidak terjadi kepada petani peserta Program Makmur. Sebab, lahan petani peserta Program Makmur menghasilkan gabah berkualitas karena didampingi agronom Pupuk Kujang. Alhasil offtaker atau pembeli Program Makmur Pupuk Kujang membeli gabah petani dengan harga yang baik.
Seperti yang dialami Asep Hasanudin, seorang petani asal Desa Randumulya, Kecamatan Pedes mengalami untung di musim panen ini. Hasil panennya dibeli di atas harga pasar yang sedang anjlok. Asep bercerita, hasil panennya saat ini dibeli seharga Rp 4.800 per kg GKP oleh Pupuk Indonesia Pangan selaku offtaker. “Itu karena kadar air gabah kami di bawah 25 persen,” ungkap Asep.
Di musim tanam ini, ujar Asep, cuaca memang jadi kendala petani. Curah hujan yang cukup tinggi membuat kualitas panen sedikit menurun. “Alhamdulillah panen kali ini saya tetap untung karena hasil panen tetap berkualitas dan dibeli dengan harga yang bagus oleh offtaker Program Makmur,” kata Asep. [hl/KP/spn]