 |
| Dian Suryana. |
Progresif.id - Dugaan praktik curang di dunia pendidikan terkait penyimpangan anggaran Program Indonesia Pintar (PIP) yang diungkap konten kreator Ronald Aristone Sinaga atau lebih populer disapa Bro Ron di sejumlah sekolah di Kabupaten Karawang, mendapat dukungan publik.
Hal tersebut diapresiasi Direktur Pusat Studi Konstitusi dan Kebijakan (Pustaka), Dian Suryana. Menurutnya, Bro Ron dianggap cukup berhasil mengungkap praktik tersebut.
"Bukti keberhasilannya, informasinya sudah ada pihak sekolah yang mengembalikan haknya kepada puluhan siswa. Hanya lapor di medsos, tak perlu waktu lama berhasil diungkap. Ini semacam sindiran untuk aparat penegak hukum," kata Dian Suryana, Rabu (12/2/2025) siang.
Ditambahkannya, aksi Bro Ron perlu terus didukung, kendatipun, hemat Dian, ada yang perlu dikoreksi dalam cara pengungkapannya, karena secara hukum, apa yang dilakukan meski terungkap dugaan tindak pidana pemotongan dana PIP tersebut, tidak mempunyai kekuatan hukum mengikat.
Dian mencontohkan, pengembalian uang ke sejumlah siswa kalau suatu waktu APH mau mengungkap dimungkinkan secara hukum. Terlebih tindak pidana korupsi bukan delik aduan atau klacht delict, karena pengembalian kerugian tidak menghapuskan pertanggungjawaban pidana. Selain itu yang dilakukan Bro Ron juga bukan pro justisia.
"Hematnya, kalau sudah berhasil mengungkap langsung dilaporkan. Supaya ada efek jera, setidaknya meringankan tugas APH," kata Dian.
Sehingga, ditegaskan Dian, dengan upaya hukum melaporkan kasus tersebut ke APH sesuai dengan ketentuan hukum. Selain itu, melaporkan ke APH mencegah atau mengantisipasi eigenrichting atau tindakan main hakim sendiri dampak dari terungkapnya dugaan kasus curang tersebut.
"Jadi Bro Ron tidak perlu sampai bentak-bentak lagi, gebrak meja. Habis tenaga, lebih baik langsung laporkan ke APH," ujarnya. (red)
