Progresif.id - Perguruan bela diri Godot Cikampek diundang di agenda Penyebarluasan Peraturan Daerah Tahun Sidang 2024-2025, Ketua Badan Kehormatan DPRD Provinsi Jawa Barat, Sabil Akbar, Jum'at (7/2/2025).
"Setelah sering silaturahmi ke perguruan Gogot, malam ini saya yang mengundang untuk mengikuti acara Penyebarluasan Peraturan Daerah DPRD Provinsi Jawa Barat," kata Sabil Akbar.
Dia juga apresiasi kepada perguruan Godot Cikampek yang sudah mendukungnya di Pemilihan Legislatif (Pileg) kemarin. Kegiatan ini, juga merupakan silaturahmi Sabil Akbar dengan semua anggota Godot.
"Semoga malam ini, semua yang menjadi harapan teman-teman (anggota Godot, red) bisa terealisasi," kata Sabil Akbar, di hadapan anggota Godot.
Dia juga menyampaikan, ada anggaran untuk organisasi, diantaranya biaya operasional perguruan silat Godot. Kata Sabil, ini bentuk kepeduliannya kepada organisasi yang sudah berjuang bersama-sama.
"Nominal belum dipastikan, tapi diperkirakan Rp 50 juta," kata Sabil Akbar.
Tak hanya bantuan organisasi, Sabil Akbar juga berjanji akan membangun fasilitas perguruan bela diri Godot. Dia juga berharap, wadah seperti Godot ini bisa diperhatikan, untuk melestarikan kearifan lokal, budaya dan kesenian di Karawang.
"Saya juga akan sampaikan ke gubernur, kebetulan gubernur juga senang dengan seni budaya, semoga gubernur apresiasi kepada Godot," jelasnya.
Dia menyebutkan, program bantuan untuk organisasi ini berharap bisa berkelanjutan hingga jabatannya usai di DPRD Provinsi Jawa Barat tahun 2029 mendatang.
"Selain ikhtiar politik, semoga saya bisa konsisten untuk membangun organisasi-organisasi, khususnya kesenian," jelasnya.
Selain itu, Sabil Akbar juga akan mengajak para guru-guru bela diri Godot bertemu dengan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) untuk mengetahui legalitas seni ini di Karawang.
Ketua Godot Cikampek, Ahmat Faturohman yang akrab disapa Kang Ace menyampaikan, perguruan bela diri Godot sudah masuk ke tingkat provinsi, tetapi kelanjutannya sampai saat ini belum jelas.
Dia sangat berharap, seni dan budaya yang sudah lahir sejak jaman penjajahan Belanda ini bisa diperhatikan, sebab seni dan budaya silat ini perlu dilestarikan.
"Kami memang ada, kami hanya ingin diakui sebagai seni bela diri," jelasnya.